Kualitas Udara Jakarta Lebaran 2025: Signifikan Membaik dibandingkan 2024

Bisnisia.com , Jakarta - Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat kualitas udara di Jakarta saat periode Lebaran 2025 Lebih bersih dibanding tahun lalu. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Khusus Jakarta Asep Kuswanto, kualitas udara termasuk dalam kategori baik di hari pertama Idul Fitri, tetapi terjadi sedikit peningkatan pada hari kedua.

"Data menunjukkan pula bahwa tingkat pencemaran udara pada periode Idul Fitri tahun 2025 berada di bawah angka yang tercatat pada tahun 2023 dan 2024," ungkap Asep melalui pernyataan tertulisnya, Senin, 7 April 2025.

Asep menyatakan bahwa pengawasan mutu udara akan dijalankan dalam rentang waktu antara tanggal 24 Maret hingga 6 April tahun 2025. Observasi ini bakal dikerjakan oleh Stasiun Pemantau Kualitas Udara menggunakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), yang mana hal tersebut mencakup pemeriksaan tingkat Partikel Kurang Dari 2.5 Mikrometer (PM2.5).

Berdasarkan informasi tersebut, Asep menyebutkan bahwa kadar PM2.5 tertinggi berada di tanggal 26 dan 27 Maret, yakni dua hari menjelang masa cuti bersama. Kegiatan warga mulai meningkat seiring mendekatnya periode liburan yang cukup lama.

Menurut catatan dari Dinas Lingkungan Hidup, tingkat partikel PM2.5 di Jakarta antara tanggal 26 hingga 27 Maret berada dalam rentang sekitar 30-an mikrogram setiap meter kubik. Kemudian pada 28 Maret mencapai level 10 mikrogram tiap meter kubik. Sementara itu, pada 29 Maret nilainya kurang dari 10 mikrogram per meter kubik; akan tetapi, terjadi peningkatan menjadi lebih dari 10 mikrogram per meter kubik pada 30 Maret.

Tanggal 31 Maret, yang merupakan awal dari Hari Raya Idul Fitri, mencatatkan tingkat PM2.5 sebesar 9,67 mikrogram per meter kubik. Pada hari berikutnya, yaitu tanggal 1 April selama liburan Lebaran, kadar partikel tersebut meningkat menjadi lebih dari 10 mikrogram per meter kubik.

Asep menyebutkan bahwa tingkat konsetrasi PM 2.5 naik di hari ke-4 dan ke-5 Lebaran akibat peningkatan aktivitas warga usai arus balik. Data menunjukkan kadar PM2.5 mencapai sekitar 30 mikrogram per meter kubik.

"Pola tersebut perlu diawasi secara rutin tiap tahun supaya kebijakan kontrol polusi dapat menjadi lebih akurat dalam sasarannya dan waktunya," ujarnya.

Apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2024, kadar PM2.5 saat hari kelima Lebaran mencatatkan angka sebesar 60 mikrogram per meter kubik. Hal ini jauh melampaui batas standar kualitas udara yang ditetapkan.

Pada H-4 angkanya turun menjadi 40 mikrogram per meter kubik, lalu naik sedikit pada H-3 hingga lebih dari 30 mikrogram per meter kubik, sementara itu untuk H-2 dan H-1 berada di kisaran 30 mikrogram per meter kubik. Kemudian, pada hari pertama Lebaran mencatatkan angka 38,52 mikrogram per meter kubik, yang kemudian mengalami penurunan menjadi 20 mikrogram per meter kubik pada hari kedua.

Asep Kuswanto mengundang publik untuk menyaksikan langsung kondisi kualitas udara di Jakarta secaralangsungan. real time melalui situs udara.jakarta.go.id. Situs ini dapat dimanfaatkan sebagai langkah preventif saat kondisi kualitas udara menurun.

"Dengan memahami data dan informasi dari fitur pada situs web tersebut, masyarakat jakarta kelak bisa mengenali tindakan-tindakan yang harus dilakukan," katanya.

Post a Comment

أحدث أقدم