Iran Kirim Rudal Jarak Jauh ke Milisi Irak: Kejutan Di Luar Dugaan

– Dilaporkan bahwa Iran telah mengirimkan rudal berjangkauan jauh ke milisi Syiah di Irak.

Pengiriman tersebut merupakan yang pertama kalinya dan diperkenalkan untuk pertama kali oleh The Times , sebuah media yang berasal dari Inggris. Berdasarkan informasi inteligen, pengiriman senjata tersebut dilakukan pekan lalu.

Melalui pengiriman rudal tersebut, Iran berupaya memperkuat posisinya secara strategis di wilayah Timur Tengah. Selain itu, disebut pula bahwa Iran sedang menambah pasokan peralatan tempur terbaru ke miliiter Iraq.

Ini melebihi ekspektasi sebab bantuan Iran terhadap milisi Irak diyakini bakal berakhir untuk mempersiapkan diri dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai program senjata nuklir serta rudal mereka.

Di samping itu, laporan pengiriman tersebut tidak konsisten dengan laporan-laporan sebelumnya yang ada. Reuters yang mengatakan bahwa para milisi sedang berpikir untuk menyerahkan senjata mereka.

Laporan Reuters Itu berdasarkan sumber tak dikenal yang tergabung dalam kelompok bersenjata. Reuters Mengklaim telah mengobrol dengan sebelas pemimpin. Di samping itu, laporan tersebut juga menggunakan data dari sumber-sumber yang memiliki koneksi erat dengan perdana menteri Irak.

Di Irak ada banyak kelompok militan yang mendukung Iran. Kelompok-kelompok ini bertindak dalam naungan Badr Corps.

Salah satu kelompok militan utama di Irak terdiri dari dua "Brigade Hizbollah", yaitu Al Nujaba dan Kataib Sayyid Al Shuhada.

Jenis rudal

Berbeda dengan The Times, Reuters menyatakan bahwa Iran telah mencoba mengirim misil jarak jauh ke Irak sebelumnya.

Tahun 2018 diketahui bahwa Iran telah menyerahkan rudal balistik ke proxy-proxy Syiah yang berlokasi di Irak.

Pada saat tersebut, peluru kendali yang diproyeksikan termasuk jenis Zelzal, Fateh 110, serta Zulfiqar. Rentang jarak dari peluru-peluru ini berkisar antara 200 sampai dengan 700 kilometer.

Adapun laporan The Times Menyinggung tentang adanya setidaknya satu jenis rudal lain di kirimannya yang baru ke Irak, yaitu rudal jelajah Quds 351 serta rudal balistik Jamal 69.

Ke dua misil tersebut memiliki jarak tempuh yang lebih singkat dibandingkan dengan misil permukaan-ke-permukaan yang mampu mencapai wilayah Eropa.

The Jerusalem Post Quds 351 yang juga dikenal sebagai Proyek 351 atau rudal jelajah Paveh. Setelah berada di tangan kelompok Houthi, rudal ini disebut Quds-4 dengan kemungkinan memiliki jarak tempuh hingga 2.000 kilometer.

Berdasarkan Institut Kajian Strategis Internasional, Iran tidak pernah menyatakan memiliki Proyek 351 dan menyangkal ikut serta dalam penyerahan senjata tersebut ke kelompok Houthi.

Rilisan perdana dari Proyek 351 dikenal sebagai Quds-1 dengan kapabilitas mencapai jarak antara 700 sampai 800 kilometer. Di bulan November tahun 2020, kelompok Houthi menyatakan bahwa mereka telah memperkenalkan varian terbaru yaitu Quds-2 dalam serangan ke instalasi penghasil minyak di Arab Saudi.

Pada saat yang sama, rudal Jamal 69 atau Zulfikar dipercaya telah hadir di Irak sebelumnya.

Di tahun 2020 terdapat laporan yang mengindikasikan bahwa rudal tersebut telah dikuasai oleh milisi Irak. Berdasarkan Newsweek , Jamal 69 telah ditampilkan pada perayaan Hari Quds di Irak tahun 2022.

"Iran beserta sekutunya di seantero Timur Tengah saat ini tengah mengadalkan persenjataan yang dapat digunakan untuk serangan berkoordinasi terhadap lawan, termasuk rudal canggih baru-baru ini dipersembahkan oleh Gerakan Al Nujaba Hizbullah," ungkapnya. Newsweek saat itu.

Pergerakan tersebut menyebutkan bahwa jangkauan Jamal 69 adalah 700 kilometer atau kira-kira 435 mil, melebihi rata-rata jarak antara Irak dan Israel yang hanya mencapai kurang dari 300 mil.

Tan Inbar, seorang pakar roket, pada tahun 2022 juga mengatakan Jamal 69 telah berada di tangan proksi-proksi Iran di Irak.

(*)

Post a Comment

أحدث أقدم