Tentu saja Anda pernah menyaksikan sekawanan burung menerbangan menuju suatu destinasi. Kumpulan binatang itu memiliki rute spesifik yang telah ditetapkan sebagai tujuan mereka. Pergeseran atau migrasi yang dijalani hewan-hewannya berdasarkan pada konsep magnetisme. Konsep ini digunakan oleh burung serta sejumlah organik hidup lainnya dalam memutuskan jalur pigrimase, menjauhi predator, atau mengejar prey.
Prinsip magnetisme yang digunakan oleh organisme dinamakan biomagnetik. Di dalam sel-sel tubuhnya mengandung beberapa partikel logam. magnet Sehingga memungkinkan hewan untuk menangkap adanya medan magnet bumi. Pergerakan mereka seperti migrasi (berpindah), yang dipengaruhi oleh perubahan musim, berkelok-kelok menghindari predator, serta mencari sumber makanan.
Pemilihan rute saat hewan melakukan perpindahan panjang dipandu oleh partikel magnet terdapat pada tubuh mereka. Sejumlah spesies memiliki organ tubuh yang bertindak seperti kiblat magnetik dan membantu dalam proses orientasi selama petualangan jarak jauh maupun masa transisi musiman tersebut. Lalu, binatang-manakah yang mengambil manfaat dari medan magnet untuk keperluan migrasi ini? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, silakan merujuk kepada informasi tambahan di uraian berikutnya.
Binatang yang menggunakan medan magnet

Medan magnet berpengaruh pada kelangsungan hidup organisme. Lalu, apa itu medan magnet? Medan magnet Bumi adalah area atau zonasi tertentu di planet kita yang terus dipengaruhi oleh daya tarik Bumi.
Sebagai salah satu organisme yang dilengkapi dengan magnet di dalam badannya, hewan menggunakan medan magnet Bumi untuk menjamin keberlangsungannya. Sekitar planet kita terdapat medan magnet yang mempengaruhi posisi sebuah batang magnet jika ditempatkan secara bebas di atas permukaan Bumi.
Medan magnet yang berperan penting pada fenomena migrasi hewani atau gerakan translokasi individu dari suatu lokasi ke lokasi lain dengan tujuan permanen. Beberapa spesies hewan menggunakan medan magnet ini selama masa migrasinya, yaitu sebagai berikut:
1. Hiu

Dilansir Business Insider, Hiu memiliki kapabilitas istimewa dalam menemukan rute untuk berburu makanan di tempat yang sama tiap tahun, termasuk area yang terletak ribuan mil jauhnya. Mereka dapat melakukan hal tersebut dikarenakan hiu dilengkapi dengan sistem penavigasian superior serta mampu mengadaptasi diri dengan medan magnetik Bumi.
Menurut Bryan Keller ahli Biologi di Florida State University Hewan mengambil manfaat dari medan magnet dengan menangkap variasi dalam intensitasnya serta arus electromagnetik. Setelah itu, mereka menerjemahkan data tersebut menjadi pemahaman tentang posisi mereka sendiri dan tujuan yang hendak dicapai.
Medan magnet dipakai oleh ikan hiu sebagai alat bantu navigasi karena mereka mampu mendeteksi medan elektromagnetik secara keseluruhan. Inilah yang memberikan kepada hiu kapabilitas untuk mengenali posisi spesifik suatu tempat dan dapat kembali lagi ke titik tersebut dengan tepat.
Medan magnet merupakan petunjuk tunggal yang konsisten bagi hiu saat migrasi, sehingga navigasi berdasarkan medan magnet memainkan peranan penting dalam kesuksesannya. Kapabilitas untuk menyadari dan menavigasi dengan menggunakan medan magnet adalah suatu fenomena lumrah di alam satwa.
2. Ikan salmon

Dilansir National Geographic Iklan tentang salmon kerap terlihat di daerah aliran sungai Pasifik dan Atlantik. Ikan anadromus ini dilahirkan di sungai, lalu berpindah menuju laut lebar sebelum akhirnya kembali ke perairan tawar untuk proses perkembangbiakan.
Ketika memasuki masa remaja, ikan salmon akan mulai bermigrasi untuk pertama kalinya; namun, ini berbeda dari kasus salmon Sockeye yang hanya memulai perjalanan migrasinya ketika telah mencapai usia tiga tahun. Ikan salmon mengandalkan aroma serta medan magnetik sebagai sistem navigasi mereka dalam menemukan kembali habitat alami di darat dari lautan lepas. Mereka kemudian akan menuju melawan arah aliran air laut sambil berkumpul menjadi kelompok besar guna menjalankan proses migrasi tersebut.
3. Serigala

Dilansir KPAX di Missoula dan Western Montana Serigala memakai medan magnet Bumi untuk menolong mengenang lokasi dan area yang penting. Cara mereka menggunakan medan magnet ini sebanding dengan bagaimana kita menggunakan kompas.
Inilah cara mereka beradaptasi dengan kuatnya medan magnet. Selain itu, mereka menggunakan hal tersebut pula untuk mencari jalur pulang ketika terpisah dari kelompoknya.
4. Burung

Menurut Sabar Nurohman dan Sarwanto dalam INKUIRI Jurnal pendidikan IPA, mengemukakan bahwa burung mengandalkan medan magnet dalam proses migrasinya. Zat berbentuk magnet menjadi elemen krusial untuk memahami cara kerja intuisi mereka.
Burung menentukan arah medan magnet dengan cara menggeliatkan kepala mereka. Bagian sistem saraf pada burung ini membuktikan bahwa burung dapat 'mengamati' medan magnet tersebut. Untuk jenis burung berpindahan musiman, bagian mata kanannya terdapat protein fotoreseptif yakni cryptochrome. Setiap sel protein tersebut akan teraktivasi dan bergerak saat tak ada sinar yang membantu burung mengamati objek di sekelilingnya.
Cahaya akan menarik partikel-partikel di dalamnya. cryptochrome untuk membuat elektron lepas yang bertindak bersama medan magnet Bumi dan akhirnya memberikan data tentangarah. cryptochrome sebagai penunjuk arah seperti sebuah kompas.
Elektron-elektron yang ada dalam molekul tersebut cryptochrome Akan saling terhubung. Elektron di dalam atom akan bergetar akibat pengaruh medan magnetik. Dalam respon getaran ini, menghasilkan reaksi kimia yang memungkinkan burung untuk menunjukkan medan magnet tersebut dalam bentuk warna-warna tertentu.
Menurut Peter Hore dari Oxford University , cryptochrome Dalam burung tersebut, cahaya biru akan dihidupkan secara berturut-turut saat matahari terbenam dan berfungsi untuk membebaskan radikal bebas sebagai cara untuk mendeteksi medan magnet Bumi. Tambahan pula, mereka dapat menyesuaikan tingkat pembebasan radikal bebas seiring dengan intensitas medan magnet yang dialami.
5. Penyu

Menurut Kenneth J. Lohmann, Kayla M. Goforth, Alayna G. Mackiewicz , dan Dana S. Lim dan Catherine MF Lohmann dalam Jurnal Fisiologi Perbandingan A , penyu akan keluar dari sarang di dalam tanah, lalu bersaing untuk melewati tepi pantai sebelum melakukan perjalanan jarak jauh. Beberapa kawulaan bahkan dapat mencapai cekungan lautan yang luas.
Penghuni tua dari spesies ini melakukan perjalanan jauh setiap tahunnya guna mendapatkan sumber daya makanan ataupun tempat berkembang biak selama masa hidup mereka. Terlebih lagi, betinanya pasti akan kembali kepada daerah asal kelahirannya ketika tiba saat melahirkan anak-anaknya. Perjalanannya yang pertama kali dimulai menggunakan peta magnetis alami, di mana medan magnet lokal membantu sebagai petunjuk navigasinya melewati lautan luas serta mengubah jalurnya pada titik-titik strategis. Tambahan pula, penggunaan peta tersebut dalam proses menavigasi memiliki tujuan lain yaitu agar lebih mudah menjelajahi suatu area secara tepat, baik itu mencari makan maupun pulang ke tanah air kelahirannya.
Cara penyu memandu diri mereka saat mencari makanan dipetangkan melalui eksperimen transfer magnetik pada Chelonia Mydas yang dikumpulkan di pesisir timur Florida. Beberapa dari hewan ini ditempatkan dalam ruangan orientasi yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka tertangkap. Setengah dari populasi tersebut akan mengekspos kepada medan magnet menuju utara sementara sisanya akan merasakan paparan ke arah selatan.
Penguin yang terletak di area utara akan bergerak ke arah selatan, sementara penguin dari bagian selatan bakal bermigrasi ke utara; semacam mereka telah dipindahkan secara fisik ke zona lain dan mencoba kembali ke habitat awal masing-masing. Setelah menjadi dewasa, para penguin ini nantinya akan memiliki daya tarik magnetis yang membantu dalam peravigasian menuju tempat tujuan spesifik tersebut.
Menurut Revelles M, Carreras C, Cardona L serta yang lainnya dalam Jurnal Biologi Ekspperimental dan Ekologi Marina Jalur penyu tidak hanya ditentukan oleh arah renang mereka tetapi juga dipengaruhi oleh aliran air lautan yang membawa mereka. Kecepatan arus dapat mengungguli kecepatan penyu dan terbentuk di berbagai area laut.
6. Kelelawar

Menurut Sabar Nurohman dan Sarwanto dalam INKUIRI Jurnal pendidikan IPA , lebah langit mampu terbang di waktu senja hingga larut malam bahkan ketika kondisi sangat redup cahaya, tidak dipengaruhi oleh sejumlah rintangan. Meskipun penglihatan mereka memiliki keterbatasan (menjadi melemah), namun saat mencari mangsa serta menjelajahi ruang secara keseluruhan dalam situasi gulita penuh tetap efisien karena menggunakan sistem sensorik uniknya sendiri. akustik remotesing yang dimilikinya hingga bisa menembus segala sesuatu yang dibangun oleh manusia.
Di waktu senja, kelelawar bisa bertengger mencapai kecepatan ekstrem untuk mengelakkan diri dari penghalang dan mengejar serangga halus yang ada puluhanMeter menjauhi mereka. Gelombang bunyi ultrasonic dipancarkan oleh tenggorokan kelelawar dalam rentang frekuensi antara 10 sampai 150 kilohertz. Untuk memperjelas, batas atas pendengaran manusia adalah sekitar 20 kilohertz, sehingga tak lagi mungkin mendengarnya.
Suara dapat direflekkan lewat jalur vokal serta rongga mulut yang terbuka atau lubang hidung dengan membentuk impuls bertujuh antara 20 hingga 30 kali setiap detik. Refleksi dari sinyal sonar kelelawar digunakan untuk mengidentifikasi bentuk, posisi, dan jarak benda-benda di lingkungan sekelilingnya.
Kelelawar dalam mengenali kondisi sekitaran dipermudah dengan adanya suara echolocation. echo ) atau disebut dengan echolocation (eko-lokasi). Kelelawar akan memancarkan suara berfrekuensi tinggi ( emission ), setelah itu suara tersebut akan mengenai pohon dan sisanya akan bersarang kembali. (echo) Dan akan diresapi oleh pendengaran kelelawar. Setiap objek akan mencerminkan suara. echo Dengan ciri-ciri yang bervariasi. Variasi ini akan memudahkan kelelawar dalam mengenali posisi dua pohon yang berlainan.
7. Rubah

Dilansir KPAX di Missoula & Western Montana , rubah merah yang mengejar binatang kecil seperti hama tanah mengungkapkan tingkah laku tertentu yang disebut ‘mousing’. Ketika mendengar bunyi tikus di sekitarnya, mereka akan bergerak pelan menuju arah itu. Setelah mencapai posisi yang tepat, merekaakan melakukan loncatan tinggi dan kemudian menjatuhi mangsa dengan cepat, menyebabkan korbannya menjadi ketakutan. Saat memburu mangsa, mereka juga menerima bantuan daripada magnetoreception.
Medan magnet Bumi yang dimanfaatkan oleh rubah serupa dengan alat pendeteksi yang juga dipakai dalam permainan golf atau berburuan untuk menaksir jarak tepat ke sasarannya. Mata si rubah memiliki fotopigmen penyusun pasangan radikal yang dapat mendukung kemampuan mereka dalam merasakan medan magnet tersebut.
Informasi tersebut mendiskusikan berbagai hewan yang menggunakan medan magnet untuk bantuan navigasinya. Mudah-mudahan ulasan ini bisa mendorongmu dalam menambah wawasan serta pengertianmu seputar topik ini.
إرسال تعليق