Bisnisia.com , Jakarta - Pernakah kau bertanya seberapa besar jumlahnya? semut Pertanyaan singkat ini mungkin tak sering diajukan: apa saja yang hidup di Bumi? Namun, responsnya mencakup informasi luar biasa tentang eksistensi spesies-spesies mikroskopis tersebut dalam ekologi kita. Penelitian baru-baru ini telah memperkirakan jumlah keseluruhan semut di seluruh dunia — dengan total lebih besar dari perkiraan sebagian besar individu.
Studi berukuran internasional menunjukkan bahwa populasi semut di planet kita totalnya mencapai 20 kuadriliun individu, yaitu angka 20 dilengkapi dengan 15 digit nol setelahnya. Penemuan tersebut dikomunikasikan oleh regu peneliti yang dikoordinir oleh Sabine Nooten serta Patrick Schultheiss dari universitas Julius-Maximilians Würzburg.
“Menurut perkiraan kami, populasi semut global mencapai 20 x 10 pangkat 15 – yaitu 20 kuadriliun hewan. Itu adalah angka 20 dengan 15 nol di belakangnya, yang sulit dibayangkan dan diapresiasi,” ujar Nooten, dikutip dari laporan Earth.com , Selasa, 8 April 2025.
Riset ini dipublikasikan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dan didasari dari evaluasi sebanyak 489 riset mengenai semut tanah serta semut hutan di seluruh dunia. Di samping mendapatkan perkiraan jumlah populasi yang cukup signifikan, tim penelitipun menyebutkan bahwa total massa jenis semut lebih tinggi dibandingkan dengan gabungan antara massa jenis burung liar dan mamalia.
“Jumlah total semut melampaui biomassa gabungan burung liar dan mamalia dan setara dengan sekitar 20 persen dari biomassa umat manusia,” kata Schultheiss.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat kira-kira 22.000 jenis semut di seluruh dunia. Kecakapan mereka dalam menjadi spesies berhasil besar disebabkan oleh adanya struktur sosial yang rumit; di mana sebagian individunya berfokus pada kegiatan reproduksi, sedangkan sisanya memiliki tugas untuk mengurus anak-anak, mencari makanan, dan juga membantu penyembuhan bagi anggota koloni yang sakit.
Peneliti telah mengamati bahwa semut sering kali muncul dengan jumlah besar di daerah tropis serta subtopik. Mereka bisa membuat sarang baik di antara dedaunan hutan atau pun pada lahan kosong yang ada di area beriklim kering. Distribusi mereka seperti itu mencerminkan pengaruh dari faktor-faktor termasuk temperatur, tingkat kelembaban melalui curah hujannya, juga jenis tumbuhan dalam mendefinisikan seberapa banyak populasi semut tersebut tersebar.
Riset ini pun mendapati tingkat kompleksitas interaksi sosial pada semut yang merupakan faktor utama kesuksesannya sebagai jenis organisme. Walaupun tak ada satu individu manakah yang bertindak sebagai pemimpin, semut menggunakan kerjasama bersama-sama serta pengetahuan kelompoknya untuk mencapai tujuan. Sistem koloni semutan bisa membuat sistem jalur yang rumit, merubah diri mereka sendiri menjadi jalan penghubung, hingga 'menanam' jamur atau membudidayakan kutu daun guna menyediakan pangan. Bahkan beberapa populasi telah dibuktikan dapat melebihi kemampuan manusia di berbagai aspek pekerjaan sama yang melibatkan pikiran.
Semut memiliki fungsi vital di lingkungan alami, misalnya dengan mentransportasi sekitar 13 ton tanah setiap hektarnya pertahun, mendukung distribusi benih tumbuhan, serta merusak material organik sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Akan tetapi, ada juga jenis semutan tertentu contohnya semut api bisa jadi agresif dan berbahaya bagi keberlangsungan spesies asli lainnya.
Riset ini turut menggarisbawahi kebutuhan akan pengamatan jangka panjang pada kelompok semut, terlebih dengan adanya pergantian iklim serta perpindahan habitat yang disebabkan oleh tindakan manusia. Peneliti-peneliti tersebut memiliki harapan bahwa informasi ini dapat dimanfaatkan dalam rangka memperkuat upaya pelestarian dan pelindungan lingkungan hidup.
"Dengan mengkaji hewan-hewani ini, para peneliti memperoleh pemahaman mengenai daya tahan, keterampilan adaptasi, serta jaringan ekosistem yang kompleks yang menjaga kelangsungan hidup semua elemen," demikian tertulis dalam laporannya.
إرسال تعليق