UNESCO Dorong Perbaikan Mutu Gizi dalam Program Makanan Sekolah

Bisnisia.com , Jakarta - Laporan terbaru dari Organisasi Pendidikan, Sains, dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) ) menggarisbawahi kepentingan makanan sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan dan proses belajar para siswa. Walaupun jumlah siswa yang bisa mendapat asupan makanan di sekolah telah bertambah, pengaruh nutrisi serta jenis bahan pangan yang dipakai belum cukup menjadi fokus utama.

UNESCO mensupport penggunaan sumber makanan yang lebih baik untuk kesehatan dan nutrisi, serta menekankan kepentingan pendidikan tentang gizi dalam program studi sekolah. Menurut laporan tertulis pada hari Senin, tanggal 7 April 2025, oleh Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, dengan dana yang telah disuntikkan selama beberapa tahun belakangan ini, nyaris setengah dari siswa SD global saat ini memiliki kesempatan memperoleh asupan makanan di lingkungan sekolah. Akan tetapi, masih dibutuhkan langkah-langkah tambahan agar bisa menyelami secara rinci mengenai jenis-jenis makanan seperti apakah yang benar-benar ada di atas nampan para pelajar tersebut.

Menurut Audrey, kurang lebih sepertiga siswa global merasakan manfaat dari program makanan sekolah di tahun 2024. Di level Sekolah Dasar, angkanya naik hingga mencapai 47%. Dia menekankan bahwa penting untuk memastikan asupannya berimbang menggunakan bahan-bahan yang fresh sehingga anak-anak bisa berkembang secara optimal. Menurut dia, hal tersebut merupakan masalah signifikan dalam ranah kesejahteraan dan pembelajaran.

Studi yang dilakukan oleh UNESCO di tahun 2023 menyatakan bahwa program makanan sekolah tersebut bukan saja berfungsi untuk memerangi masalah kurang gizi, namun juga turut mendukung jalannya proses belajar-mengajarnya. Karena tersedianya makanan di sekolah itu sendiri telah menciptakan peningkatan jumlah pendaftar siswa hingga 9%, kenaikan tingkat absensi pelajar menjadi 8% lebih baik, serta memberi dampak positif terhadap pencapaian hasil studinya para murid.

Dalam laporan bertajuk "Pendidikan dan Gizi: Belajar untuk Makan Sehat", yang diluncurkan pada acara "Gizi Untuk Pertumbuhan" di Prancis, disoroti pentingnya memiliki standar nutrisi dalam penyediaan makanan di sekolah. Tahun 2022 mencatat bahwa nyaris satu pertiga (27%) dari menu makanan di institusi pendidikan global dibuat tanpa masukan para pakar gizi.

Dari 187 negara yang dinilai, cuma 93 negara saja yang mempunyai peraturan atau panduan tentang makanan dan minuman di sekolah. Di antara 93 negara ini, baru sekitar 65% yang telah menetapkan ketentuan mengenai penjualan makanan dan minuman dalam bentuk kantin, toko serba ada, serta vending machine di area sekolah.

UNESCO menyatakan bahwa kekurangan pedoman dan pemantauan terkait dengan jenis makanan yang diberikan kepada siswa harus menjadi prioritas penting karena tingkat obesitas pada anak-anak sekolah sudah naik lebih dari dua kali ganda di banyak negara sejak tahun 1990, sedangkan masalah ketahanan pangan masih semakin memprihatinkan di beberapa wilayah global.

Laporan yang dirilis oleh UNESCO ini mendorong pemerintah agar lebih menekankan pada konsumsi produk-produk segar dengan tingkat pengolahan minimal, sambil menyertakan edukasi tentang nutrisi dalam sistem pembelajaran siswa. Untuk memberikan dukungan, UNESCO berencana merancang sejumlah alat bantu bagi otoritas publik dan staf pengajar, seperti petunjuk praktis serta kursus pelatihan. Gerakan ini turut membantu Koalisi Program Makanan Sekolah—di mana UNESCO adalah bagian darinya—untuk menjadikan tujuan utama bahwa semua anak dapat memiliki asupan makanan bernutrisi saat mereka ada di sekolah.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama