
Bisnisia.com , Jakarta Laporan terkini UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan hal tersebut. UNESCO ) menyoroti pentingnya makanan Sekolah berpengaruh pada kondisi kesehatan serta kapabilitas belajar siswa. Walaupun begitu, masih ada kendala dalam hal akses makanan untuk siswa. sekolah Sudah dipermudah, namun tingkat kewaspadaan mengenai nilai nutrisi serta bahan makanan yang digunakan masih dirasakan kurang memadai.
Laporan berjudul Pendidikan dan Gizi: Belajar untuk Makan Sehat , yang diluncurkan melalui acara Nutrition for Growth Di Prancis, pentingnya standar nutrisi dalam menu makanan di sekolah ditekankan. Sekitar seperempat hingga sepertiganya, yaitu sekitar 27%, dari total pangan sekolah di seluruh dunia tahun 2022 dibuat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan pakar gizi.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyebutkan bahwa setengah dari siswa Sekolah Dasar di seluruh dunia telah memperoleh akses ke makanan Gratis di sekolah, berkat investasi signifikan tersebut. "Meski demikian, kita harus maju lagi dan mengevaluasi isi piring para anak itu," ujarnya dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Selasa, 8 Mei 2023.
Azoulay memastikan bahwa UNESCO terus mendukung penggunaan produk pangan yang lebih sehat dan bernutrisi. Selain itu, ada juga pelajaran tentang nutrisi di dalam kurikulum sekolah. Lembaga tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas asupan makanan sehingga para siswa bisa berkembang dengan optimal. "Ini merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan serta pendidikan," katanya.
Berdasarkan laporan UNESCO, satu per empat siswa di seluruh dunia telah menikmati program makanan sekolah pada tahun 2024. Persentase ini naik hingga mencapai 47% di jenjang pendidikan dasar.
Hasil studi yang dilakukan oleh UNESCO tahun 2023 mencatat bahwa program penyediaan makanan di sekolah bukan saja berfungsi untuk memerangi masalah kurang gizi, tetapi juga mendukung efisiensi dalam proses belajar-mengajarkan. Dengan tersedianya sarana makannaan ini secara signifikan dapat meningkatkan tingkat registrasi pelajar sampai dengan 9%, peningkatan absensi murid menjadi delapan persen lebih baik serta memberikan dampak positif pada pencapaian akademik para peserta didik tersebut.
Dari total 187 negara yang dinilai, baru sebanyak 93 negara saja yang telah mengadopsi peraturan, standar, atau panduan tentang makanan dan minuman di lingkungan sekolah. Di antara jumlah itu, cuma 65% dari negara-negara bersangkutan yang sudah mempunyai ketentuan untuk pengelolaan penjualan produk makanan dan minuman melalui kantin, warung, hingga vending machine.
Azoulay mengatakan bahwa kekurangan pedoman serta pemantauan atas nutrisi makanan bagi siswa perlu menjadi prioritas. Ketakutan semakin meningkat lantaran tingkat obesitas remaja naik lebih dari dua kali ganda di sejumlah besar negara tahun 1990 ini. Sementara itu, situasi ketersediaan makanan terus menunjukkan penurunan di beberapa wilayah global.
Studi oleh UNESCO telah mendorong pemerintah tiap-tiap negeri agar menekankan konsumsi bahan makanan segar, atau minimal produk dengan sedikit pengolahan. Selain itu, otoritas terkait pun diminta menyisipkan materi tentang nutrisi ke dalam program pelajaran di sekolah-sekolah.
Saat ini, UNESCO berencana merancang sejumlah perangkat, termasuk petunjuk teknis serta kursus pelatihan, yang dapat dipelajari oleh pejabat pemerintahan dan guru. Upaya ini turut menyokong tujuan dari Koalisi Program Makanan Sekolah yang ikut diterjunkan UNESCO. Visi dari konsorsium tersebut yakni membantu dalam penyelarasan gerakan internasional guna menjamin bahwa seluruh siswa mendapat asupan gizi terbaik saat berada di sekolah.
Posting Komentar