
Bisnisia.com , Jakarta - Samsung Electronics bersiap menggunakan struktur produksinya secara global untuk menangani aturan bea baru tersebut Amerika Serikat Yang telah diungkap minggu lalu, kebijakan ini meliputi batas minimal tariff sebanyak 10% atas seluruh barang impor dan tambahan bea balasan spesifik bagi negara tertentu senilai 25% kepada Korea Selatan.
Yong Seok-woo, selaku Presiden dan Kepala Divisi Tata Letak Visual di Samsung Electronics, menyampaikan bahwa perusahaan berencana merombak strateginya dalam hal produksi guna mengurangi pengaruh dari keputusan yang dibuat oleh Trump.
"TV, monitor serta sound bar kami terjual di Amerika Serikat, dengan fokus utama pada penjualan TV. Mayoritas televisi ini diproduksikan di Meksiko," ungkap Yong saat menghadiri konferensi pers seperti dilaporkan oleh media. Yonhap , Senin, 7 April 2025.
Produk dari Meksiko dan Kanada diluar cakupan kebijakan tariff terbaru ini. Di sisi lain, barang-barang yang datang dari Vietnam akan mengalami kenaikan tariff sebesar 46%, sedangkan yang berasal dari India bakal ditambahkan dengan tambahan tariff senilai 26%.
Dampak dari tariff balasan ini saat ini belum besar, namun kita terus mewaspadai perubahan dengan seksama sesuai dengan dinamika kebijakan perdagangan Amerika Serikat," kata Yong. "Mengingat posisi kami sebagai penyumbang 10% produksi dunia, kami merancangkan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini lewat penyesuaian distribusi produk yang tepat.
Walaupun menghadapi tekanan akibat kebijakan perdagangan, Samsung tak berencana meningkatkan tarif pada varian unggulannya. Sebaliknya, mereka justru meluaskan opsi di pasar menengah dan entry-level. "Lini produksi kami untuk tahun 2025 sudah diperbesar dalam hal ini," katanya. "Para konsumen kemungkinan besar bakal mendapati harganya menjadi lebih bersahabat."
Samsung Electronics terus menjaga dominasi pasarnya dalam industri televisi dunia tahun 2024 dengan market share mencapai 28,3%. Peringkat kedua dimiliki oleh LG Electronics yang memiliki angka 16,1%. Dalam kategori premium untuk telepon TV harga lebih dari US$2.500, Samsung menduduki posisi puncak dengan pangsa pasar global sebesar 49,6%.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan aturan tariff impor terbaru bernama Reciprocal Tariffs atau tariff Trump pada tanggal 2 April 2025. Aturan tersebut bakal menerapkan bea masukan ekstra bagi barang-barang yang diimpor dari beberapa negeri lain seperti Asia serta Indonesia.
Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat bakal memberlakukan bea masuk minimal sebesar 10% bagi seluruh barang impor. Tambahan pada hal tersebut, berbagai negara tertentu juga akan ditetapkan dengan tarif balasan (resiprokal) yang lebih besar dalam rangka kebijakan terbaru ini. Kamboja menjadi negara di kawasan Asia yang memperoleh tarif tertinggi yaitu 49%, sementara Indonesia dipasang tarifnya hingga 32%.
Posting Komentar