NOTES PREMIUM: Temukan Saham Unggul di Tengah IHSG Negatif; Strategi Investor Besar pada BBCA

, JAKARTA — Sejumlah sektor saham diharapkan tetap menunjukkan potensi positif meski sedang menghadapi arus negative Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak masa jeda Lebaran.

Berita itu termasuk dalam jajaran artikel unggulan. Bisnis Indonesia Premium Berikut ini ringkasannya untuk hari Kamis (10/4/2025).

  1. Obligasi Tetap Menjanjikan Meski Nilai Rupiah Turun, Namun Berhati-hati dengan Kelebihan Pasokan Surat Utang

Di tengah pelemahan rupiah yang mempengaruhi pasar saham, instrumen obligasi seperti surat berharga negara ( SBN ) tetap menjadi opsi, bahkan untuk para pemodal mancanegara.

Akan tetapi, terdapat potensi persaingan sengit dalam mendapatkan pasokan obligasi baik dari sektor pemerintah maupun swasta yang sedang berusaha mengumpulkan dana baru.

  1. Usaha Melindungi Rupiah: Hiraukan Metode Tradisional dan Coba Strategi Baru

Sepanjang awal tahun ini, rupiah terus kalah di depan dolar Amerika Serikat (AS) , hingga mencapai angka Rp16.891 dan berada sebagai mata uang dengan nilai terendah di wilayah ASEAN.

Dampak bergulirnya situasi tersebut sangat signifikan. Penguatan mata uang dolar Amerika Serikat menyebabkan peningkatan biaya produksi sehingga importasi bahan baku dan penolong yang makin mahal.

  1. Menyelisik Sektor Saham Berprospek Positif saat IHSG dalam Tren Negatif

Sejumlah sektor saham diyakini masih memiliki prospek positif di tengah tren negatif yang mendera Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama dua hari terakhir atau sejak setelah masa liburan Lebaran.

Pada perdagangan Rabu (9/4/2025), IHSG Ditutup melemah sebesar 0,47% hingga angka 5.967. Sepanjang sesi perdagangan hari itu, indeks komposit bervariasi antara 5.949 sampai 6.092 dan nilai kapitalisasi pasarnya atau yang biasa disebut market cap tercatat mencapai Rp10.205 triliun.

  1. Investor Besar Bergerak Cepat Saat BCA (BBCA) Menghentikan Penurunan IHSG Lebih Lanjut

Saham BCA (BBCA) menjadi salah satu penahan IHSG yang kembali mereda kemarin, Rabu (9/4/2025), meskipun tidak setenaga seperti hari sebelumnya.

Dari segi jumlah transaksi, BBCA menempati posisi kedua setelah Bank Mandiri dengan total mencapai Rp1,51 triliun. Sedangkan jika diperhatikan berdasarkan frekuensi, BBCA menduduki peringkat ketiga sesudah Bank Mandiri dan Bank BRI, sebanyak 45.390 kali. Di samping itu, BCA memiliki kapitalisasi pasarnya sendiri yang tertinggi, senilai Rp967 triliun.

  1. Prospek Saham Medco Energi (MEDC) di Tengah Risiko Melambatnya Harga Minyak

Prospek saham perusahaan minyak dan gas, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) tetap menunjukkan performa yang positif meskipun menghadapi tantangan berupa penguatan sektor tersebut. harga minyak dan tantangan terkait kenaikan biaya di tahun 2025.

Sebenarnya, sejumlah hambatan itu diprediksi bisa merugikan pendapatan dan mengecilkan laba bersih perusahaan di tahun ini.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama