
Bisnisia.com , Jakarta - Spesialis dari Bagian Ilmu Tanah dan Sumber Daya Alam IPB University Wahyu Purwakusuma menyatakan alasan mengapa ada tiga rumah di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh, Kabupaten tersebut rusak. Purwakarta , Jawa Barat, menderita kerusakan berat karena pergerakan tanah baru-baru ini.
"Gerakan tanah disebabkan oleh gagalannya struktur tanah. Ini terjadi saat tanah tak lagi bisa mendukung bobot yang ada di atasnya atau kehilangan kemampuan untuk menopang muatan tersebut. Penurunan kapasitas dukungan tanah biasanya dikarenakan adanya tambahan beban pada permukaan seperti misalnya pembangunan lantai ekstra atau elemen bermuatan lain," jelas Wahyu lewat pernyataan tertulis, Rabu, 8 April 2025.
Menurut pendapatnya, lahan dapat kehilangan kemampuan untuk mendukung beban dikarenakan beberapa hal yang mengakibatkan gaya geser menjadi lebih rendah. Misalnya seperti diberikan oleh Wahyu, ketika kadar air dalam tanah bertambah akibat curah hujan tinggi, ini akan memicu peningkatan tekanan pada rongga-rongga di dalam tanah sehingga melemahkan kekuatan gesernya dan menjadikannya lebih cenderung bergeser atau bergerak.
"Drainase tanah yang tidak baik bisa menambah kadar lembap dan tekanan pada butir-butir tanah, sehingga meningkatkan risiko longsoran khususnya di area dengan kemiringan. Gangguan terhadap stabilitas lereng, contohnya karena pengerjaan pengubahan bentuk lereng, pun mampu mengakibatkan gerakan material tanah. Selain itu, getaran semacam guncangan gempa bumi ataupun intervensi mekanis lainnya dapat meredam daya gesernya,” jelasnya.
Selain disebabkan oleh hujan lebat, Wahyu mengungkapkan bahwa gerakan tanah juga dapat dipicu oleh beberapa faktor geologis. Salah satu di antaranya adalah perpindahan lapisan bumi atau kegiatan gunung berapi. "Faktor lain yang mungkin menyebabkannya yaitu adanya retakan atau patahan yang merupakan hasil dari geseran kulit bumi," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa karakteristik dasar sebuah struktur yang runtuh karena aktivitas tanah yakni adanya sobekan di tembok atau pondasi gedung tersebut. Akhirnya, sobekan itu dapat semakin melebar dari hari ke hari sementara lantainya mulai bergejolak disebabkan gesernya pondasi gedung. Karakteristik lainnya ialah gerakan pada bagian bangunan atau pondasinya dapat mengganggu konstruksi pintu dan jendela hingga membuat pintu/ jendela menjadi susah untuk buka tutup, bahkan bisa jadi condong.
Wahyu pun menyinggung tentang sifat tambahan tersebut, yaitu tembok dan konstruksi gedung yang condong. Dia menyatakan, "Sudut kemiringan pada bangunan bisa mengindikasikan adanya aktivitas pergeseran lapisan tanah di bawah fondasi."
Menurut dia, pemandangan di area sekeliling gedung mengalami modifikasi dengan timbulnya variasi kontur tanah, pecahan-pecahan kecil bermunculan, serta tumbuhan yang condong ke satu sisi. Tambahan lagi, ada bunyi gemeretak yang bisa didengar dari dalam konstruksi bangunan tersebut karena efek gesernya.
"Beberapa tindakan dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menekan risiko longsoran tanah. Yang pertama, masyarakat harus memahami latar belakang dari area tersebut, termasuk lokasi sebuah struktur bangunan serta hubungan antara kemampuan pendukung tanahnya dan riwayat geologi," jelasnya.
Berikutnya, masyarakat dilarang untuk menambah struktur bangunan secara sepihak apabila belum memastikan kapasitas beban tanah, mengingat setiap tanah memiliki keterbatasan dalam hal ini. "Harus berkonsultasi dengan pihak atau lembaga yang berwenang ketika merencanakan ekspansi tingkat bangunan," ungkapnya.
Dia menyebutkan bahwa gerakan tanah memiliki jangkauan efek, bergantung pada tipe pergerakan tanah tersebut; berkisar antara beberapa sentimeter setiap tahun untuk fenomena geser halus, sampai dengan puluhan meter tiap menit dalam kejadian longsoran. Dia mengatakan pula, "Apabila sebuah gedung runtuh disebabkan oleh aktivitas perpindahan tanah, maka bisa saja mencakup struktur bangunan lain yang terletak di lintasan pergerakan tanah itu sendiri."
Posting Komentar